Menentukan Pilihan

Dalam kehidupan, setiap manusia akan selalu dihadapkan pada berbagai macam pilihan. Entah itu hanya sekedar milih memakai baju apa hingga pilihan yang lebih kompleks lagi. Setiap pilihan pasti akan ada konsekuensinya masing-masing. Entah itu baik atau buruk untuk kedepannya. Apalagi jika pilihan tersebut menyangkut masa depan kita, pastilah akan ada berbagai macam opini pertimbangan untuk menjadikannya nyata. Ya, itu yang saya rasakan saat ini. Dihadapkan dengan kondisi dimana saya harus memilih. Ini mengenai mimpi dan cita-cita, harapan dan cinta. Cita-cita yang selama ini sudah saya apungkan di kening saya. Mimpi yang tinggal sejengkal lagi untuk menjadi nyata. Ahh, mungkin benar apa kata orang kalau mimpi itu bisa berubah sesuai dengan berubahnya waktu dan kondisi di sekitar kita. Bagaimana tidak? Mimpi yang tinggal selangkah lagi saya akan mendapatkannya tapi saya harus membiarkannya berlalu. Mimpi yang telah saya perjuangkan tahap demi tahap dengan begitu banyak pengorbanan. Ya, saya masih sangat ingat malam itu saya harus berangkat ke suatu kota untuk memulai membuka jalan demi mimpi itu. Dua hari berjuang untuk mendapatkan 'golden ticket' dan akhirnya saya dapat, saya berhasil melalui 4 proses menyeramkan itu. Dan menunggu untuk bisa masuk ke jalan selanjutnya. Dan ternyata saya kembali mendapatkannya. Gerbang menuju mimpi itu semakin terbuka lebar. Saya senang, saya bangga dengan semua proses ini. Tapi saya memilih untuk tidak meraihnya. Saya menolak mimpi yang telah saya perjuangkan. Ah, sungguh menyedihkan jika alasan itu karena 'aku tidak cukup sehat untuk mendapatkannya'. Saya tidak akan mengeluh dengan kondisi seperti ini. Saya tidak akan menyalahkan siapapun karena saya tidak bisa melangkah maju lagi. Ini adalah kehendak Tuhan yang diberikan kepada saya. Sedih, memang. Galau, apalagi. Tapi cukup sampai di sini saja kesedihan dan kegalauan itu ada. Maka dengan berjuta perasaan hancur saya memang harus melepaskannya. Cukup bersyukur kepada Tuhan dengan segala macam proses yang telah saya lalui untuk membuka gerbang mimpi itu. Saya yakin, dengan kondisi yang seperti ini saya pasti mampu membuka gerbang mimpi yang lainnya. Saya pasti bisa mendapatkan 'golden ticket' untuk mimpi-mimpi besar yang lain. Dan, sekarang adalah saatnya saya berkata "selamat tinggal SLB, proud to see you".

1 comment:

Terima kasih sudah berkunjung, silakan tinggalkan komentar Anda ^.^